Studi Analisis Beban Dorong untuk Gedung Beton Bertulang

Penulis

  • Yosafat Aji Pranata Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha, Kota Bandung, 40164, Indonesia
  • Djoni Simanta Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Kota Bandung, 40141, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.28932/jts.v2i1.10358

Kata Kunci:

Analisis Beban Dorong, Analisis Riwayat Waktu, Gedung Beraturan, Gedung Tidak Beraturan

Abstrak

Perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa di negara Indonesia menjadi suatu hal yang sangat penting mengingat sebagian besar wilayah Indonesia terletak dalam wilayah gempa dengan intensitas moderat hingga tinggi. Trend terbaru perencanaan bangunan tahan gempa saat ini adalah perencanaan berbasis kinerja (Performance-Based Design). Konsep perencanaan berbasis kinerja merupakan kombinasi dari aspek tahanan dan aspek layan. Dalam studi ini enam buah gedung beton bertulang dengan sistem struktur rangka pemikul momen dengan kriteria khusus dan menengah, bertingkat sepuluh, yang terdiri dari gedung beraturan (simetris) dan gedung tidak beraturan (simetris), didesain sesuai Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung [SNI 1726, 2002] dan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung [SNI 03-2874, 2002]. Perilaku seismik struktur-struktur ini dievaluasi dengan menggunakan analisis beban dorong (static nonlinear/pushover analysis) dan analisis riwayat waktu (inelastic dynamic time history analysis). Hasil studi menunjukkan analisis beban dorong menghasilkan daktilitas (ua) dan faktor reduksi gempa (R) aktual yang lebih besar daripada pq dan R desain, sehingga analisis beban dorong cukup rasional untuk digunakan dalam menentukan daktilitas dan faktor R struktur gedung beton bertulang beraturan. Pada target peralihan yang sama, gedung yang didesain dengan SRPMK menghasilkan gaya geser dasar lebih kecil daripada gedung yang didesain dengan SRPMM. Hasil evaluasi performance-based design menunjukkan bahwa seluruh gedung yang ditinjau termasuk dalam tingkat Kinerja Damage Control sehingga gedung berada pada kategori yang dalam pascagempa kerusakan yang terjadi bervariasi diantara tingkat kinerja Immediate Occupancy dan Life Safety, resiko korban jiwa sangat rendah, struktur bangunan boleh rusak, namun tidak runtuh. Sedangkan hasil analisis riwayat waktu menunjukkan untuk seluruh gedung yang dianalisis dengan gempa El Centro 1940, Flores 1992 dan Pacoima Dam 1971 peralihan, drift dan rotasi sendi plastis yang terjadi belum melampaui batas ijin, sedangkan untuk gempa Bucharest menghasilkan peralihan dan drift yang melampaui kinerja batas ultimit, gedung di wilayah 4 menghasilkan rotasi sendi plastis yang belum melampaui batasan ijin dan gedung di wilayah 6 rotasi telah melampaui.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2006-04-01

Cara Mengutip

Pranata, Y. A., & Simanta, D. (2006). Studi Analisis Beban Dorong untuk Gedung Beton Bertulang. Jurnal Teknik Sipil, 2(1), 25–44. https://doi.org/10.28932/jts.v2i1.10358